Oct 21, 2009

PPA bantu pendanaan 3 BUMN penerbangan

PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero), BUMN yang bergerak di bidang Restrukturisasi/Revitalisasi BUMN, Pengelolaan Aset dan Investasi menyatakan siap memberi masukan sekaligus bantuan atas sinergi 3 BUMN penerbangan, yakni PT Garuda Indonesia, PT Merpati Nusantara Airlines dan PT Pelita Air Service, serta melibatkan juga PT Dirgantara Indonesia

Jakarta (ANTARA News) - PT (Persero) Perusahaan Pengelola Aset (PPA) menyatakan siap membantu sinergi tiga BUMN penerbangan yakni PT Garuda Indonesia, PT Merpati Nusantara Airlines, dan PT Pelita Air Service yang juga melibatkan PT Dirgantara Indonesia.

PPA siap memberi masukan sekaligus bantuan atas sinergi perusahaan aviasi itu," kata Sekretaris Perusahaan PPA Renny Rorong, usai rapat Restrukturisasi BUMN bidang bidang aviasi, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis.

Menurut Renny, saat ini PPA sedang pada tahap mendengarkan rencana integrasi BUMN aviasi sebagai langkah sinergi seluruh perusahaan penerbangan nasional.

Sinergi antar-perusahaan penerbangan dan industri penunjang penerbangan merupakan salah satu program Kementerian BUMN demi meningkatkan efiensi dan sinkronisasi layanan.

Kementerian sudah membentuk tim sinkronisasi untuk mengatur kembali berbagai layanan yang selama ini sering tumpang tindih.

Perusahaan yang disinergikan meliputi PT Garuda Indonesia, PT Merpati Nusantara, PT Pelita Air Services, PT Dirgantara Indonesia (PT DI), PT Garuda Maintenance Facility (GMF), PT Angkasa Pura (AP) I dan II.

Kita masih sebagai pendengar, dan belum ada permintan untuk pendanaan," kata Renny.
Namun diutarakannya, jika pendanaan sinergi tersebut dianggap layak, pihaknya tidak akan ragu untuk memberikan bantuan.

Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil mengatakan sinergi antara BUMN penerbangan itu di antaranya tukar-menukar sistem teknologi dan informasi, penjualan tiket bersama, serta perusahaan perawatan, perbaikan, dan overhaul (MRO).

Sejauh ini belum berbicara pembentukan holding (perusahaan induk--red). Ini baru sinergi untuk proyek-proyek komersial yang sedang ditangani tim," ujar Sofyan Djalil.(*)

Sumber : Antara News. Kamis, 19 Maret 2009 21:45 WIB | Ekonomi & Bisnis


Tanggapan Afgasforum :

Aneh memang, Indonesia sebagai sebuah Negara memiliki 3 plus BUMN penerbangan, yaitu PT. Garuda Indonesia, PT. Merpati Nusantara, dan PT. Pelita Air Service plus Citilink, Low Cost bentukan Garuda dimana keempatnya belum ditetapkan secara jelas, apa tugas dan tanggung jawab yang diembannya. Bisnis penerbangan adalah bisnis yang padat Tehnologi dan padat Modal tapi tipis sekali margin keuntungannya. Kalau sebagian besar dana dikonsentrasikan pada satu moda, bagaimana nasib moda angkutan yang lainnya seperti Laut dan Darat? Belum jelasnya porsi masing-masing BUMN airlines tersebut, terkesan adanya "overlapping" pada operasi penerbangan. Garuda yang pada awalnya dikonsentrasikan pada rute Internasional, justru kekuatan kompetensinya ada di Domestik, bahkan rute-rute Low density traffic yang sebelumnya ditutup akan diterbangi lagi. Merpati yang awalnya dikonsentrasikan pada rute-rute perintis (Low density traffic), ikut-ikutan terbang ke Internasional dan rute Domestik utama lainnya. PT. Pelita yang konsentrasinya pada Charter khususnya Pertamina dan anak perusahaannya, tapi porsi Charter Haji dan penerbangan Charter diluar Pertamina tetap dipegang oleh Garuda. Citilink yang merupakan Low Fare Operator bentukan Garuda, juga belum jelas apakah konsentrasi pada High Denslty Short Houl atau Low Density Short Houl. Kalau Citilink di arahkan untuk rute-rute Low Density/Rute baru tentu akan berbenturan dengan Merpati, sedangkan kalau High Density contoh rute CGK-SUB vv, bisa berbenturan dengan induknya sendiri, yaitu Garuda.

So….mau dibawa kemana sebenarnya dunia penerbangan kita “Barat ke Timur, Ngalor apa Ngidul”. Sebenarnya harus ada kejelasan menyangkut tugas dan tanggung jawab masing-masing BUMN penerbangan, meskipun resiko yang diembannya juga berbeda-beda. Toh ada mekanisme subsidi. Terpenting tujuan pemerintah tercapai, yaitu BUMN penerbangan mampu memberikan pelayanan angkutan udara kepada seluruh masyarakat serta menunjang kebijakan dan program pemerintah di bidang pembangunan dan ekonomi Nasional.

Spesialisasi tetap dibutuhkan dalam rangka lebih meningkatkan sisi profesionalisme, kemudahan pelayanan, lalu lintas penerbangan lebih teratur serta mengurangi pemborosan biaya akibat duplikasi operasi karena semua melakukan hal yang sama, padahal ujung-ujungnya juga sama, yaitu milik Negara dan dibiayai oleh Negara/APBN.

0 komentar:

Post a Comment

All_about_indonesia
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews